Category Archives: Evaluasi diri

Cek Tauhid pada anak!!!

Seorang ayah pasti menginginkan seorang anaknya bertauhid yang mantap. Mantap dalam penerapan tauhid di setiap prilakunya maupun mantap ketika dia di tanya perihal ketauhitad. Banyak di antara kita sebagai ayah yang belum tahu cara menguji kedalaman tauhid anaknya serta banyak diantara kita belum tahu pertanyaan- pertanyaan yang bagaimana yang ketika dijawab oleh sang anak akan mengandung kadar tauhid yang mantap di dalam setiap jawaban anak. Terus bagaimana caranya, marilah kita coba menyuruh anak kita menjawab pertanyaan di bawah ini yang mungkin akan dapat membantu menunjukan kadar kedalaman tauhid anak kita.

Pertanyaan Pertama, ( silahkan ditanyakan kepada anak)

" berdasarkan konsep agama kita ISLAM , berapakah  1 + 1 = . . . "

silahkan ditanyakan kepada anak anda, satu di tambah satu sama dengan berapa……., jika jawabanya masih dua/ (2) , berarti konsep ketauhidan anak kita pada saat itu lemah, kenapa lemah, karena dia sudah melupakan konsep ketuhanan ISLAM, padahal pertanyaan nya mengenai konsep ketuhanan, bukan konsep Matematika, bukan konsep yang lain, ini pertanyaan tentang konsep ISLAM. Sungguh jika anak kita menjawab seperti itu maka merugilah kita sebagai ayah.

Seperti yang kita tahu konsep Matematika Allah berbeda dengan konsep Matematika ala sekolah. Konsep KUN FAYAKUN yang di punyai Allah pada saat menjawab pertanyaan diatas ternyata belum terimplikasi ke dalam otak anak kita,  konsep Matematika  Allah merupakan konsep Asmaul Husna, konsep Allah maha segalanya, Allah Maha teliti, Allah maha tak terhingga.

Sekarang kita harus berpikir keras sebagai seorang ayah, kenapa hampir setiap anak ketika menjawab pertanyaan di atas pasti jawabanya 2, bukan +- 2, atau konsep ketauhitan yang muncul dari jawaban anak, ini merupakan pembuktian bahwa  ternyata anak kiat masih mengedepankan konsep Matematika ala sekolah dalam menjawab semua persoalan kehidupan.

Bisa jadi karena setiap hari-harinya Matematika ala sekolah yang di pelajari, terus kemana Matematika Allah ala ISLAM selama ini yang pernah dipelajari, lupakah dia, atau frekuensi pengajaran Matematika ala Sekolah lebih sering dia ajarakan serta di ulang-ulang dari pada konsep Matematika Allah yang berasal dari Al-quran, itulah salah satu PR kita, pekerjaan rumah sebagai seorang ayah yang harus selalu dan sering  mem-brainwash always with Tauhid kepada anak kita, jangan kalah frekuensinya dengan brainwash Matematika ala sekolah.

Setelah kita tahu bahwa brainwash Matematika ala sekolah lebih sering dari brainwash Tauhid ala ISLAM, terus bagaimana caranya agar anak kita selalu ingat tauhid, itulah PR kita semua, pekerjaan rumah seorang ayah yang tidak gampang yaitu mengajarkan  Tauhid dalam setiap detiknya kepada anaknya. Solusi agar anak kita selalu ingat tauhid adalah dalam setiap perkataan kita haruslah di kaitkan dengan siapa Allah, misal ketika makan harus berdoa, setelah itu harus berucap syukur atas makanan yang di berikan dari Allah kepada kita, jika melihat  makanan yang lainya maka harus berucap syukur lagi, setiap aktifitas harus di usahakan ber dhikr/ syukur/  tahmid/takbir,  intinya didit-dikit / sebentar-bentar harus menyebut Allah .

Pertanyaan Kedua,

 

 

comming soon

JazZakumullah Khoir

Menjaga lisan

Lisan merupakan salah satu nikmat Allah yang diberikan kepada kita. Lisan merupakan anggota badan manusia yang cukup kecil jika dibandingkan anggota badan yang lain. Akan tetapi, ia dapat menyebabkan pemiliknya ditetapkan sebagai penduduk surga atau bahkan dapat menyebabkan pemiliknya dilemparkan ke dalam api neraka.

Oleh karena itu, sudah sepantasnya setiap muslim memperhatikan apa yang dikatakan oleh lisannya, karena bisa jadi seseorang menganggap suatu perkataan hanyalah kata-kata yang ringan dan sepele namun ternyata hal itu merupakan sesuatu yang mendatangkan murka Allah Ta’ala. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

إن العبد ليتكلم بالكلمة من رضوان الله , لا يلقي لها بالا , يرفعه الله بها درجات , و إن العبد ليتكلم بالكلمة من سخط الله , لا يلقي لها بالا يهوي بها في جهنم

Sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan keridhoan Allah, namun dia menganggapnya ringan, karena sebab perkataan tersebut Allah meninggikan derajatnya. Dan sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan kemurkaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, dan karena sebab perkataan tersebut dia dilemparkan ke dalam api neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim) Baca lebih lanjut

Berbohong

Berbohong adalah termasuk dalam kategori dosa-dosa besar, akan tetapi yang terjadi sekarang ini banyak sekali orang bahkan kita sendiri yang suka bermain-main dengan kebohongan.

Bahkan tak sedikit yang menganggap bahwa bohong itu merupakan sesuatu yang sepele, padahal kita tahu bahwa sekecil apapun kebohongan tetap saja dianggap sebagai dosa besar.

Allah SWT berfirman di dalam surat An-Naml:

“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.” [QS. An-Nahl ayat 105] Baca lebih lanjut

Menghadapi keluarga yang sulit di nasehati

Manusia setelah terlahir tidak bisa terlepas dari lingkungan keluarga, karena lingkungan keluarga dapat membentuk sosok muslim sejati maupun sebaliknya, dalam keluarga juga terdapat juga orang-orang yang bisa menjadi suri tauladan sehingga dapat membimbing ke jalan allah, meskipun di dalam keluarga juga terdapat musuh yang bisa menyesatkan kita dari jalan allah, misalkan musuh berwatak syetan dalam bentuk manusia, trus bagaimana sikap kita jika di dalam keluarga terdapat musuh yang seperti itu , inilah salah satu sikap kita yang bisa dikerjakan agar musuh tersebut tidak lagi mengganggu kita .

Yang pertama adalah besikap afwun.
Afwun secara etimologis berarti hilang dan terhapus; pemaafan. Istilah ini dalam fikih dibahas sehubungan dengan persolan hukuman atas tindak pidana pembunuhan. Ulama merumuskan definisi afwun berbeda-beda. Mazhab Hanafi dan Maliki mendefinisikannya sebagai melepaskan hak kisas (pembunuhan) terhadap pembunuh tanpa imbalan. Baca lebih lanjut

Suri Tauladan nabi Daud dalam al-Qur’an

(QS. Al-Baqarah [2] : 251 )

فَهَزَمُوهُم بِإِذْنِ ٱللَّهِ وَقَتَلَ دَاوُۥدُ جَالُوتَ وَءَاتَىٰهُ ٱللَّهُ ٱلْمُلْكَ وَٱلْحِكْمَةَ وَعَلَّمَهُۥ مِمَّا يَشَآءُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ ٱللَّهِ ٱلنَّاسَ بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لَّفَسَدَتِ ٱلْأَرْضُ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ ذُو فَضْلٍ عَلَى ٱلْعَٰلَمِينَ

Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah(1) dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah(2) (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya(3). Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini(4). Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam(5).

Suri tauladan :

1. Sebelum menjalankan sesuatu harus di awali dengan berdoa, Nabi Daud berdoa dengan Mohon izin kepada Allah untuk berperang, meskipun kita dilarang membunuh tetapi dalam peperangan diperbolehkan (seizin) Allah maka itu diperkenankan, terlebih perintah tersebut datangnya dari Allah maka kita wajib menjalankanya.

Baca lebih lanjut

Apakah Tuhan kita Facebook!

Pagi yang cerah pada hari senin setelah upacara bendera pada jam 08.00 WIB, kucoba membaca beberapa surat kabar alias koran, terlebih kucoba membaca salah satu koran, kubuka halaman demi halaman  dan yang paling kuperhatikan adalah megenai karikatur. Karikatur tersebut kuanggap menarik sehingga dapat kujadikan media untuk dakwah dengan selalu ku-fotokopi dan kusebarkan ke beberapa orang. Kuberharap dengan dibacanya karikatur tersebut maka kaum muslimin sebagai pembaca dapat menerima pesan moral yang terkandung di dalam karikatur tersebut, terlebih mengenai akhlak dan aqidah yang benar dalam islam, terlebih mengenai kebenaran syariat dalam berdoa sesuai yang diajarkan Allah dan Rosullallah.  Itulah tujuan artikel ini.

Kuberharap setelah kaum muslimin membaca artikel ini, meraka dapat sadar diri tentang apa yang telah dilakukannya selama ini yaitu dengan mencocokan antara pesan moral didalam karikatur dengan perilaku/moral/akhlak  pembaca saat ini, apakah kesalahan yang telah dia lakukan, kedosaan yang berulang-ulang yang telah dia perbuat, kekufuran akan teknologi, pemborosan yang berketerusan, kesia-siaan yang hampa, kerugian waktu dan kesempatan, kesombongan yang melahirkan kebodohan, atau kesyirikan yang merusak aqidah. Kuberharap pembaca juga sadar akan hikmah dibalik karikatur tersebut sehingga pembaca dapat belajar dan mempelajari ilmu dan manfaatnya, juga meninggalkan kebiasaan yang tidak bermanfaat terlebih jika pembaca berani mengevaluasi diri disertai dengan bertobat dan beristiqfar sekaligus berubah menjadi lebih baik di mata Allah dan bukan jalan Kesyirikan serta kesesatan yang dipilih. Baca lebih lanjut

Sifatmu atau sifat dia!

Sesungguhnya Allah tidaklah menciptakan segala sesuatu kecuali dengan hikmah yang agung dibaliknya,  Allah  menciptakan langit dan bumi,  Allah menciptakan nabi Adam dan keturunanya, Allah juga menciptakan iblis laknatullah untuk menggoda manusia dari jalan yang lurus, Allah  pun menciptakan malaikat, semuanya adalah pasti ada hikmah yang agung dibaliknya.

Tentunya setelah kiat tahu bahwa ada suatu hikmah dibalik penciptaan, maka setiap dari kita harus senatiasa mempelajarinya akan hikmah-hikmah yang agung tersebut. Sebagai contohnya adalah iblis, bagaimana Allah  menciptakan iblis, Allah menciptakan dia dan sifat-sifatnya yang tercela, karena sifat tercela itulah Allah sesatkan iblis, Allah jadikan iblis kafirun billah, taukah kita bahwa hikmah dibalik adapnya sifat iblis tercela adalah itu agar kita bisa menjauhinya dan wasapada daipada tipu daya dan makarnya.      Baca lebih lanjut

MANJAKAH kita, Cuma dzikir saja harus di pandu ?

Pulang dari kerja jam 12 siang membuat sekujur tubuh terasa panas, kulit menjadi pekat terlebih lagi memasuki awal musim penghujan dimana pada siang hari terasa panas menyengat, belum lagi pulang kerja mengendarai sepeda motor yang tak lepas dari polusi dan suhu panas di jalanan, sehingga tubuh terasa terasa lelah, payah , letih karena energi sudah terkuras habis, belum lagi perut sudah kosong dan waktunya makan siang.

Sesampai di rumah kuganti baju setelah itu duduk di tempat tidurku yang menghadap televisi, setelah duduk terlintas dalam benaku ingin sekali ku baringkan tubuhku seakan-akan menginginkan istirahat, kepalaku terasa penuh dengan hawa panas seolah-olah menginginkan rasa kenyamanan akan bantal yang empuk. Belum lagi pikiranku masih kosong, seolah olah tidak ada yang aku pikirkan. Baca lebih lanjut

predikat Melampaui Batas Maksimun

 

 

Al-Baqara – Ayat 173: Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Al-Baqara – Ayat 178: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih.

Al-Baqara – Ayat 190: Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

Aal-i-Imraan – Ayat 112: Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.

An-Nisaa – Ayat 171:Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara.

Al-Maaida – Ayat 32: Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.

Al-Maaida – Ayat 77: Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus”.

Al-Maaida – Ayat 78: Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.

Al-Maaida – Ayat 87: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

Al-An’aam – Ayat 108: Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.

Al-An’aam – Ayat 119: Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas.

Al-An’aam – Ayat 145: Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi — karena sesungguhnya semua itu kotor — atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Al-A’raaf – Ayat 55: Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

Al-A’raaf – Ayat 81: Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.

At-Tawba – Ayat 10: Mereka tidak memelihara (hubungan) kerabat terhadap orang-orang mukmin dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Dan mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.

Yunus – Ayat 12: Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.

Yunus – Ayat 74: Kemudian sesudah Nuh, Kami utus beberapa rasul kepada kaum mereka (masing-masing), maka rasul-rasul itu datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka tidak hendak beriman karena mereka dahulu telah (biasa) mendustakannya. Demikianlah Kami mengunci mati hati orang-orang yang melampaui batas.

Yunus – Ayat 83: Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam keadaan takut bahwa Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir’aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melampaui batas.

Hud – Ayat 112: Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

An-Nahl – Ayat 115: Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barangsiapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Al-Israa – Ayat 33: Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.

Taa-Haa – Ayat 24: Pergilah kepada Fir’aun; sesungguhnya ia telah melampaui batas”.

Taa-Haa – Ayat 43: Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas;

Taa-Haa – Ayat 45: Berkatalah mereka berdua: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas”.

Taa-Haa – Ayat 81: Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia.

Taa-Haa – Ayat 127: Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.

Al-Anbiyaa – Ayat 9: Kemudian Kami tepati janji (yang telah Kami janjikan) kepada mereka. Maka Kami selamatkan mereka dan orang-orang yang Kami kehendaki dan Kami binasakan orang-orang yang melampaui batas.

Al-Muminoon – Ayat 7: Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.

Al-Furqaan – Ayat 21: Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuan(nya) dengan Kami: “Mengapakah tidak diturunkan kepada kita malaikat atau (mengapa) kita (tidak) melihat Tuhan kita?” Sesungguhnya mereka memandang besar tentang diri mereka dan mereka benar-benar telah melampaui batas(dalam melakukan) kezaliman”.

Ash-Shu’araa – Ayat 166: dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas”.

As-Saaffaat – Ayat 30: Dan sekali-kali kami tidak berkuasa terhadapmu, bahkan kamulah kaum yang melampaui batas.

Al-Ghaafir – Ayat 28: Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir’aun yang menyembunyikan imannya berkata: “Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: “Tuhanku ialah Allah padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu”. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.

Al-Ghaafir – Ayat 34: Dan sesungguhnya telah datang Yusuf kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan, tetapi kamu senantiasa dalam keraguan tentang apa yang dibawanya kepadamu, hingga ketika dia meninggal, kamu berkata: “Allah tidak akan mengirim seorang (rasulpun) sesudahnya. Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang melampaui batas dan ragu-ragu.

Al-Ghaafir – Ayat 43: Sudah pasti bahwa apa yang kamu seru supaya aku (beriman) kepadanya tidak dapat memperkenankan seruan apapun baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya kita kembali kepada Allah dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka.

Ash-Shura – Ayat 27: Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.

Ash-Shura – Ayat 42: Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.

Az-Zukhruf – Ayat 5: Maka apakah Kami akan berhenti menurunkan Al Quran kepadamu, karena kamu adalah kaum yang melampaui batas?

Ad-Dukhaan – Ayat 31: dari (azab) Fir’aun. Sesungguhnya dia adalah orang yang sombong, salah seorang dari orang-orang yang melampaui batas.

Adh-Dhaariyat – Ayat 34: yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk membinasakan orang-orang yang melampaui batas”.

Adh-Dhaariyat – Ayat 53: Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas.

At-Tur – Ayat 32: Apakah mereka diperintah oleh fikiran-fikiran mereka untuk mengucapkan tuduhan-tuduhan ini ataukah mereka kaum yang melampaui batas?

Ar-Rahmaan – Ayat 8: Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu.

Al-Qalam – Ayat 12: yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa,

Al-Qalam – Ayat 31: Mereka berkata: “Aduhai celakalah kita; sesungguhnya kita ini adalah orang-orang yang melampaui batas”.

Al-Ma’aarij – Ayat 31: Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.

Al-Jinn – Ayat 4: Dan bahwasanya: orang yang kurang akal daripada kami selalu mengatakan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah,

An-Naba – Ayat 22: lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas,

An-Naazi’aat – Ayat 17: “Pergilah kamu kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas,

An-Naazi’aat – Ayat 37: Adapun orang yang melampaui batas,

Al-Mutaffifin – Ayat 12: Dan tidak ada yang mendustakan hari pembalasan itu melainkan setiap orang yang melampaui batas lagi berdosa,

Ash-Shams – Ayat 11: (Kaum) Tsamud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas,

Al-Alaq – Ayat 6: Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas

 

 

PURA-PURA MINUS

Sudah menjadi trend di kalangan manusia terlebih remaja dalam bergaya, trend berpakaian serta trend dalam memakai Aksesoris yang menempel pada tubuh mereka, mulai dari ujung rambut sampai ujung kepala. Tidak kalah menariknya adalah trend memakai kacamata. Terlebih pemakai kacamata bukanlah mereka yang cacat atau menderita sakit mata seperti rabun jauh(minus)/rabun dekat (Plus), tetapi pemakai kacamata adalah orang yang bermata sehat dan normal kondisi matanya serta masih waras dalam berpikirnya.

Yang mengherankan adalah alasannya KENAPA MEREKA BERKACAMATA PADAHAL MATA MEREKA SEHAT?. Terlebih yang berkacamata dengan kondisi mata sehat adalah beridentitas muslim dan muslimah atau mungkin diri kita. Mari  mengevaluasi bersama-sama alasan dari  mereka ketika memakai kacamata serta beberapa analisis prilaku menyimpang berdasarkan judul diatas. Baca lebih lanjut